Sabtu

RESIKO TANAH LONGSOR TINGGI

Badan Pengkajian Penerapan dan Teknologi (BPPT) meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar mengkaji kembali peraturan daerah (Perda) tata ruang wilayah khususnya di daerah zona rawan longsor. Pasalnya BPPT menilai wilayah Karanganyar termasuk memiliki risiko bencana longsor yang tinggi. Hal ini dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Teknologi Mitigasi Bencana BPPT Sutopo Purwo Nugroho di sela kunjungan ke sejumlah daerah rawan longsor di Karanganyar, Rabu (12/5). Menurut dia, berdasar formula analisis tingkat bahaya dikalikan kerentanan bencana di wilayah yang dilakukan BPPT, beberapa daerah di Kabupaten Karanganyar diketahui memang memiliki risiko longsor yang cukup tinggi.

”Ini berdasar beberapa indikator yang kami gunakan seperti kondisi alam, struktur geologi dan potensi gempa,” terangnya. Sedangkan beberapa faktor yang terdapat dalam kerentanan wilayah antara lain, keberadaan infrastruktur dan jumlah penduduk.

Mengingat hasil penelitian tersebut, pihaknya menilai potensi musibah longsor ekstrem layaknya terjadi di Mogol, Tawangmangu beberapa tahun lalu dapat terjadi pula di tempat berbeda di Karanganyar. enomena ini, lanjut dia perlu mendapatkan respons secepatnya oleh Pemkab Karanganyar. Pasalnya, sejumlah wilayah telah menunjukkan potensi longsor ini seperti terjadinya pergeseran tanah di Dusun Guyon, Desa Tengklik, Kecamatan Tawangmangu dan Desa Koripan di Kecamatan Matesih yang terus berlangsung beberapa tahun terakhir.

Heru Srinaryanto, peneliti dari BPPT yang mendampingi Sutopo menyampaikan, Pemkab Karanganyar harus secepatnya mulai memetakan wilayah longsor di Karanganyar yang diizinkan atau tidak untuk didirikan bangunan pemukiman.
Hasil penelitian tim BPPT yang kemarin sempat mengunjungi beberapa wilayah di Karanganyar antara lain Mogol, Kecamatan Tawangmangu dan Gerdu, Kecamatan Karangpandan, mengungkapkan potensi longsor di wilayah Karanganyar terbagi menjadi dua macam.

Pertama, adalah pergerakan tanah luncuran yang terjadi dengan cepat dan kedua pergerakan tanah berupa rayapan yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama dan lamban. ”Rayapan bisa kami prediksi hanya waktu kapan yang sulit untuk diketahui, tetapi kalau luncuran sangat berbahaya karena sulit diprediksi,” terangnya.

0 komentar: