Written by Kholish Kurniawan
Karanganyar Kota Jemani, julukan bagi kota karanganyar yang sedang mengalami euforia kejayaan anthurium jemani beberapa waktu lalu. Pihak pemerintah turut aktif dengan mempromosikan Karanganyar sebagai kota jemani. Semua lapisan masyarakat merasakan kehebohan popularitas tanaman yang termasuk keluarga archaeae ini. Yang paling menonjol dari mencuatnya jemani ini adalah nilai ekonominya. Selembar daun jemani harganya dapat mencapai jutaan rupiah. Tidak heran kalau beberapa waktu lalu memang disebut sebagai masa-masa kejayaan anthurium jemani.
Pada masa-masa sebelum kejayaannya harga jemani bisa dibilang sangat murah. Namun setelah jemani menjadi popular harganya melesat naik dengan tajam. Hal itu menjadi keuntungan bagi masyarakat yang turut mengembangkan jemani. Salah seorang contoh yang turut merasakan kuntungan besar adalah Bp. Bejo Riansyah warga Margosanten, Sepanjang, Tawangmangu. Beliau adalah salah satu orang yang mengembangkan jemani di pekarangan rumahnya. Sebagai seorang Sekretaris Desa kehidupannya biasa saja layaknya sekretaris desa pada umumnya. Namun setelah jemani menjadi popular dan harganya melonjak, beberapa mobil dan sepeda motor berjajar di depan rumahnya. Dan nilai jemani yang dimilikinya saat itu mencapai 300 milyar. Ini hanya salah satu contoh orang yang merasakan keuntungan dari masa kejayaan anthurium jemani.
Kejayaan jemani hanya berlangsung beberapa bulan saja. Anomali bisnis ini dialami oleh seluruh pebisnis anthurium jemani di Indonesia. Salah satu sumber di internet menerangkan tahapan-tahapan anomali anthurium di Indonesia.
Dimulai dari Anomali pertama mencuatnya Trend anthurium yang tidak disangka-sangka, bahkan oleh pemain tanaman hias di Thailand dan seluruh Dunia. Mengingat anthurium bukan tanaman hias yang lumrah dibudidayakan. Diluaran sana Pemeliharaan anthurium hanya sebatas dikalangan penghobby kolektor saja atau di Botanical Garden.
Anomali Kedua, ketika diprediksi trend ini hanya trend lokal berkisaran di seputaran Karanganyar saja. Ternyata muncul "Tsunami di Pasar Tanaman Hias" dengan Booming indukan Gelombang Cinta dan bibitan. Hal ini membuat Gelombang Cinta sempat mencatatkan rekor "Pendatang Baru Tersukses". Hal ini seharusnya tercatat di MURI, seandainya Bapak Jaya Suprana cepat tanggap.
Sebagian besar pelaku bisnis tanaman hias dan masyarakat umum, yang tidak bersentuhan langsung dengan perdagangan anthurium saat itu, banyak yang mencibir. Kalangan yang pesimis tadi menduga kalau bisnis anthurium akan anjlok seperti fenomena Louhan.
Bahkan tidak sedikit yang mengeluarkan teori ada permainan pemodal besar, bahkan isu pencucian uang, dan berbagai isu miring lainnya. Tidak sedikit yang bertanya-tanya khasiat si anthurium ini, sehingga ramai dicari dan harganya setinggi langit. Ada yang mengatakan mungkin ada khasiatnya untuk kesehatan, panjang umur, penolak bala, sampai untuk Obat cepat naik Pangkat.
Terbukti semuanya hanya omong kosong tanpa fakta. Dunia Flora.com membuktikan bahwa itu murni dari permintaan yang memang sangat besar dalam waktu singkat dan stok yang tidak siap serta jumlahnya terbatas. Disamping itu kejelian sebagian besar pemain Anthurium yang tekun menyimak analisis yang dilakukan di milis oleh seorang kontributor, bahwa faktor Thailand yang tidak mampu mensupport kebutuhan ini sama sekali, karena tidak terprediksi sama sekali. Hal ini lah yang tidak disadari banyak orang, baik kalangan pebisnis dan penghobby tanaman hias, bahkan orang awam sekalipun. Anthurium naik karena opportunity ( Hokki pendatang baru) dan kemampuan menganalisa data statistik.
Umumnya permainan pemodal besar hanya terbatas untuk tanaman yang sudah dikembangbiakkan di Thailand. Tanaman Hias tadi di sana harganya juga tidak mahal, sehingga bisa digoreng begitu saja. Berbeda dengan anthurium yang harganya sudah terlanjur mahal, butuh keberanian dan pertaruhan investasi yang tidak sedikit untuk menggoreng pasar. Disamping trend yang baru seumur jagung. Sehingga merugikan kalau bertindak spekulatif. Trend Tanaman hias di Indonesia umumnya berumur dengan kisaran 3 - 4 tahun, untuk tanaman yang memiliki Urat ngetop bagai Artis (baca artikel Syarat tanaman Hias jadi Artis )
Support Thailand mulai terlihat ketika kebutuhan pasar akan gelombang cinta dan jenmani yang tidak bisa disupply denganb baik. Kekosongan ini dicermati oleh pebisnis besar yang dipenuhi dengan mendatangkan anthurium hookeri merah, keris, garuda, bintang kejora dan corong dari Thailand, serta black silvit dari beberapa negara lain.Terbukti pasar beranomali dengan menggapresiasi produk substitusi ini dengan baik. Biasanya pasar akan bereaksi negatif dengan beralih ke pilihan lain.
Terbukti juga sampai sekarang ketika harga bibitan gelombang cinta turun, gelombang cinta tetap laris manis karena harganya terjangkau. Semanis namanya yang terus diburu orang bagai gelombang yang tak pernah surut. Meskipun sekarang harganya turun, balik ke harga normal, gelcin tetap dicari. Pembeli yang dulu berani berspekulasi membeli mahal, tetap tidak rugi. Karena pohon yang dulu dibeli mahal, sekarang ukurannya semakin besar, dan harganya juga ikut harga pohon remaja. Sehingga tetap selisih margin tipis dari pembeliannya, meskipun keuntungan tidak sebesar dulu. Itu sebabnya belum ada yang bangkrut karena anthurium.
Anomali keempat ketika pasar berkembang, banyak rekan-rekan pebisnis anthurium yang tetap ketar ketir bahwa esok lusa harga akan jatuh. Secara mekanisme pasar untuk produk baru yang baru seumur jagung dan pasar baru berkembang. Produknya masih diminati dan dicari di pasar, selama demand belum terpenuhi maka harga tidak akan pernah turun. Apalagi belakangan ini banyak orang yang tertarik untuk memeliharanya (terkena pesona anthurium). Jadi pasar kedepan akan semakin baik.
Tetapi tetap saja pemain anthurium terkena tekanan bathin setiap hari. Tampaknya baru kali ini pemain tanaman hias dibuat ketar-ketir terus menerus. Meskipun anthuriumnya terjual, mereka tidak akan bisa beli lagi, karena harganya berfluktuasi, naik terus tiap jam. Yang ngerasa untung karena sudah dapet margin, menyesal karena harga malah naik, dan ngerasa amrginnya terlalu tipis. Bagi yang belum sempat jual takut rugi jika harga turun - semua dibuat sport jantung oleh obyek jualannya. Anomali keempat Anthurium, tampaknya untuk membuat pebisnis anthurium tidak tenang, baik yang lancar jual atau yang tidak pernah jual.
Akan tetapi sekarang, kebombastisan harga anthurium sudah menghilang. Banyak pebisnis yang mengalami kerugian dan disisi lain banyak pebisnis yang megalami keuntungan besar. Apakah harga anthurium akan kembali seperti masa kejayaannya kita tidak tahu. Setidaknya Karanganyar telah turut mengalami anomali yang luar biasa ini. Dan karanganyar akan tetap menjadi kota Jemani meskipun masa kejayaannya telah usai.
Sumber tambahan : duniaflora.com
1 komentar:
Tapi di beberapa tempat orang2 masih mengembangkan jemani...spekulasi mereka jemani akan kembali lagi
Posting Komentar